Penelitian mengenai
jaringan informasi yang mampu mentransfer data dari satu komputer ke komputer
lain dikembangkan sejak tahun 1969 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat
(AS) melalui sebuah lembaga penelitian yang dinamakan sebagai Advanced Research Project Agency
(ARPA). ARPA kemudian memulai proyek
penelitian untuk membuat jaringan sistem informasi ARPANET. Pada awal
kemunculannya, jaringan ARPANET ini mampu menghubungkan sekitar 60.000
komputer. Pada tahun 1970-an ARPANET mulai digunakan sebagai alat komunikasi di
lembaga militer dan lembaga penelitian AS untuk saling tukar menukar informasi
secara aman dan rahasisa, dan aman dari intelijen Rusia. Kemudian pada tahun
1980-an Pemerintah AS mencabut aturan pembatasan penggunaan internet hanya pada
institusi militer dan lembaga-lembaga penelitian, dan sejak saat itu
komersialisasi dan perluasan pengguna internet bagi masyarakat umum dimulai.
Sebuah lembaga riset
pemerintah AS National Science Foundation
(NSF) membantu pengembangan jaringan ARPANET agar dapat menghubungkan situs
milik lembaga non militer dan universitas dengan ARPANET. Jaringan ARPANET
kemudian berganti nama menjadi Internet
oleh karena fakta bahwa jaringan ini menghubungkan banyak sekali organisasi
baik pemerintah, universitas, LSM, maupun institusi swasta.
Pada tahun 1989 Timothy
Berners-Lee, seorang fisikawan dan ilmuwan komputer asal Inggris, berhasil
mengembangkan jaringan informasi berbentuk laman World Wide Web (www) dalam proyek penelitian yang dilakukan di
institusi penelitian nuklir Uni-Eropa (CERN). Penemuan Internet dan laman World
Wide Web ini kemudian menandai era komersialisasi internet. Tahun 1995 dianggap sebagai “tahun internet” mengingat
sejak tahun itu internet ditahbiskan menjadi media komunikasi mainstream yang dapat diakses oleh
masyarakat luas, yang sebelumnya
hanya dinikmati oleh sebagian kalangan di dunia militer dan dunia akademis.
Pembentukan jaringan
ARPANET, yang kemudian berevolusi menjadi Internet, ini ditujukan agar
Kementerian Pertahanan AS memiliki media komunikasi alternatif apabila terjadi
kerusakan dalam jaringan informasi lain seperti telegrap, telepon, hingga surat
pos. Penemuan teknologi surat elektronik (e-mail) memudahkan lembaga
kemiliteran dan lembaga penelitian di AS untuk memiliki akses jaringan
informasi yang sangat cepat, mudah, dan rahasia. Dengan demikian faktor-faktor
yang menghambat pertukaran informasi secara cepat dan rahasia akhirnya dapat
dipecahkan melalui jaringan internet yang mampu menembus batas linearitas ruang
dan waktu.
Konteks kemunculan
teknologi Internet ini sebenarnya adalah perang ‘informasi intelijen’ di era
perang dingin antara blok timur yang dipimpin oleh Uni Soviet dan blok barat
yang dikomando oleh AS. Kedua blok ideologi tersebut terlibat dalam tindakan
saling menyerang fasilitas jaringan informasi, dan juga saling mencuri
informasi intelijen untuk mengungguli satu sama lain baik secara politik,
ekonomi, maupun dalam bidang pertahanan dan keamanan. Keduanya pun memiliki
institusi intelijen yang kuat dalam diri Komitet
Gosudarstvennoy Bezopasnosti (KGB) milik
Uni Soviet dan Central Intelligence
Agency (CIA) dan juga National
Security Agency (NSA) milik AS. Selain fakta-fakta tersebut, konflik ideologis
antara blok Sosialisme-Komunisme dan Kapitalisme-Liberalisme ini pun melahirkan
produk-produk teknologi perang lain seperti senjata pemusnah massal, senjata
biologi, teknologi satelit ruang angkasa, teknologi pesawat perang, teknologi
radar hingga teknologi rudal antar benua. Dengan demikian tidak salah jika kita
menyimpulkan bahwa kemunculan internet ini didasari oleh kepentingan politik
dari salah satu blok ideologis yang terlibat konfrontasi perang dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar