Menurut Kotler (1994) dalam
Tjiptono, dkk (2008) mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengukur kepuasan yaitu:
1. Sistem
keluhan dan saran
Organisasi
yang berpusat pada pelanggan (customer
centered) memberikan kesempatan yang luas bagi para pelanggannya untuk
menyampaikan saran dan keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran,
menyediakan kartu komentar, dan lain sebagainya. Informasi ini dapat memberikan
ide-ide dan masukan kepada perusahaan dan memungkinkan untuk bereaksi dengan
tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah.
2. Survei
kepuasan pelanggan
Metode
ini dapat dilakukan melalui pos, telepon maupun wawancara pribadi. Melalui
survey perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung
dari pelanggan dan sekaligus juga memberikan tanda/signal positi bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para
pelanggannya. Pengukuran pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan melalu
berbagai cara, diantaranya:
a. Directly Reportered Satisfaction
Pengukuran
dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti: ”ungkapkan seberapa puas
saudara terhadap pelayanan PT.A pada skala berikut:sangat tidak puas, tidak
puas, netral, puas sangat puas.”
b. Derived Dissatisfaction
Pertanyaan
yang diajukan menyangkut 2 hal utama, yaitu besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu
dan besarnya kinerja yang mereka rasakan.
c. Problem Analysis
Pelanggan
yang dijadikan responden diminta untuk mengungkapkan dua hal pokok. Pertama, masalah-masalah yang
mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan. Kedua, saran-saran
untuk melakukan perbaikan.
d. Importance-Performance Analysis
Responden
diminta untuk merangking berbagai atribut dari penawaran berdasarkan derajat
pentingnya setiap atribut dan juga merangking seberapa baik kinerja perusahaan
dalam tiap atribut itu.
3.
Ghost shopping
Metode
ini dilakukan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan sebagai pelanggan atau pembeli
potensial perusahaan pesaing, lalu menyampaikan temuannya mengenai kekuatan dan
kelemahan produk perusahaan pesaing. Selain itu ghost shopper juga dapat mengamati cara penanganan keluhan.
4.
Lost
customer analysis
Perusahaan
menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli
dan beralih pemasok. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai penyebab
terjadinya hal tersebut. Informasi ini bermanfaat untuk mengambil kebijakan
selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar