Pengertian Kinerja
Kekuatan setiap organisasi
adalah terletak pada orang-orangnya, sehingga prestasi suatu organisasi tidak
terlepas dari prestasi setiap individu yang terlibat di dalamnya. Kinerja
adalah pencapaian atas tujuan organisasi yang dapat berbentuk ouput kuantitatif
maupun kualitatif, fleksibilitas, dapat diandalkan atau hal-hal yang diinginkan
oleh organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang, juga dapat pada tingkatan individu, kelompok ataupun organisasi.
Kinerja individu berakibat pada kinerja kelompok yang selanjutnya memberikan
kontribusi pada kinerja organisasi.
Berikut ini adalah beberapa
pengertian tentang kinerja berdasarkan kutipan Riva’i (2005:14):
1.
Kinerja
merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan
pencapaian serta pelaksanaan sesuatu
pekerjaan yang diminta (Stolovitch and Keeps: 1992).
2.
Kinerja
merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja
(Griffin: 1987).
3.
Kinerja
merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan
tugas atau pekerjaan, seseorang
harus memiliki derajat
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan ketrampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang
jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Hersey and
Blanchard :1993).
4.
Kinerja
merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang diberikan (Casio:
1992).
5.
Kinerja
merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika
tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik (Donnely et al. 1994).
6.
Kinerja
sebagai kualitas dan kuantitas dari pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan
oleh individu, kelompok maupun perusahaan (Schermerhorn et al. :1991).
7.
Kinerja
sebagai fungsi interaksi antara kemampuan atau ability (A), motivasi atau motivation
(M) dan kesempatan atau opportunity (O), yaitu kinerja = f (A x M
x O). Artinya: kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi dan kesempatan
(Robbins:1996). Dengan
demikian, kinerja ditentukan oleh faktor-faktor kemampuan, motivasi dan
kesempatan. Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja yang tinggi yang
sebagian merupakan fungsi dari tiadanya rintangan-rintangan yang mengendalakan
karyawan itu. Meskipun seorang individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja
ada rintangan yang menjadi penghambat.
Dari berbagai definisi yang
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya kinerja
merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau
pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk
pekerjaannya itu.
Penilaian Kinerja
Kinerja dalam menjalankan
fungsinya tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan
tingkat imbalan, dipengaruhi oleh ketrampilan, kemampuan dan sifat-sifat
individu. Oleh karena itu, menurut
model partner-lawyer menurut Rivai
(2005:16), kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor: (a)
harapan mengenai imbalan; (b) dorongan; (c) kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d)
persepsi terhadap tugas; (e) imbalan internal dan ekstemal; (f) persepsi
terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada
dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan dan (3)
lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus
mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui
pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga faktor ini kinerja yang
baik tidak akan tercapai.
Dengan demikian, kinerja
individu dapat ditingkatkan
apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan.
Kinerja individu dipengaruhi
oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah perasaan individu terhadap
pekerjaannya. Perasaan ini berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh
pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Kepuasan tersebut
berhubungan dengan faktor-faktor individu, yakni: (a) kepribadian seperti
aktualisasi diri, kemampuan menghadapi tantangan, kemampuan menghadapi tekanan,
(b) status dan senioritas, makin tinggi hierarkis di dalam pemsahaan lebih
mudah individu tersebut untuk puas; (c) kecocokan dengan minat, semakin cocok
minat individu semakin tinggi kepuasan kerjanya; (d) kepuasan individu dalam
hidupnya, yaitu individu yang
mempunyai kepuasan yang
tinggi terhadap elemen-elemen kehidupannya yang tidak
berhubungan dengan kerja, biasanya akan mernpunyai kepuasan kerja yang tinggi.
Tujuan Penilaian Kinerja
Evaluasi terhadap kinerja
memberikan masukan untuk pengambilan keputusan penting seperti promosi,
transfer, dan pemutusan hubungan kerja. Evaluasi mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan dan pengembangan. Evaluasi berfokus pada ketrampilan dan kompetensi
karyawan.
Nawawi (1997;248) mengatakan
bahwa penilaian prestasi kerja atau kinerja mempunyai tujuan yang berdimensi
luas yaitu tujuan umum dan tujuan khusus sebagaimana yang diuraikan berikut ini
:
1.
Penilaian karya atau prestasi
bertujuan untuk memperbaiki pekerjaan para pekerja, dengan memberikan bantuan
agar setiap pekerja mewujudkan dan menggunakan potensi yang dimilikinya secara
maksimal dalam melaksanakan misi organisasi/perusahaan melalui pelaksanaan
pekerjaan masing-masing.
2.
Penilaian karyawa bertujuan
untuk menghimpun dan mempersiapkan informasi bagi pekerja dan para manajer
dalam membuat keputusan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan bisnis
organisasi/perusahaan ditempatnya bekerja.
3.
Penilaian karyawan secara umum
bertujuan untuk menyusun inventarisasi SDM di lingkungan organisasi/perusahaan
yang dapat digunakan dalam mendesain hubungan antara atasan dan bawahan, guna
mewujudkan saling pengertian dan penghargaan dalam rangka mengembangkan
keseimbangan antara keinginan peekerja secara individual denagn sasaran
organisasi/perusahaan, dan dari hasil tersebut dapat pula diketahui tentang
kepuasan kerja atau sebaliknya. Disamping itu dapat pula digunakan untuk
menyusun program pengembangan pribadi, pengembangan karier, program pelatihan,
dan lain-lain bagi setiap pekerja.
4. Penilaian karyawan bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja yang
berpengaruh pada prestasi para pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Untuk
itu hasil penilaian perlu diketahui oleh para pekerja. Dari satu sisi
pengetahuan tentang keberhasilannyaakan menjadi motivasi untuk emmpertahankanya
dan bahkan utnuk lebih meningkatkannya di amsa depan. Sebaliknya informasi
kegagalan dapat digunakan oleg organisasi/perusahaan dalam usaha mendorong
pekerja memperbaiki kekurangan atau kelemahannya agar dimasa depan kinerjanya
lebih meningkat. Dengan kata
lain, penilaian karya bertujuan untuk meningkatkan kinerja SDM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar