Pengertian komitmen
Menurut
Robbins (1996:125), komitmen organisasi adalah derajat sejauh mana seorang
karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuannya, serta berniat
memelihara keanggotaan dalam organisasi itu.
Steers and Porter (1991:290)
memberikan definisi komitmen pada organisasi sebagai kekuatan relatif identifikasi
dan keterlibatan individu pada suatu organisasi
tertentu, yang diindikasikan dengan adanya keyakinan kuat pada tujuan dan
nilai-nilai organisasi, kesediaan untuk melakukan usaha-usaha tertentu bagi
kepentingan organisasi serta keiginan kuat untuk terus menjadi anggota
organisasi. Maka dapat dijabarkan bahwa komitmen pada organisasi merupakan
kekuatan relatif dari identifikasi dan keterlibatan individu dengan organisasi.
Luthans (1995:130), memberikan pendapat bahwa “......organizational
commitment is the most often defined as (1) a strong desire to remain a member
of particular organization; (2) a willingness to expert high levels of effort
on behalf of the organization; and (3) a definite in, and acceptance of the
values and goals of the organization”.
Dari penjelasan Luthans di atas, maka diperoleh
pengertian tentang komitmen organisasi yaitu :
1.
Keinginan yang kuat untuk tetap
menjadi anggota organisasi tertentu.
2.
Kesediaan untuk berusaha
meningkatkan kemampuan diri atas nama organisasi.
3.
Keyakinan yang pasti dan
penerimaan nilai-nilai dan tujuan dari organisasi.
Smith (1996:164) menjelaskan bahwa komitmen organisasi
merupakan pengukur yang lebih baik bagi karyawan untuk tetap tinggal dengan
organisasi (stayers) atau bepindah ke organisasi lain (leavers).
Smith juga memberikan pengertian komitmen organisasi sebagai ukuran kekuatan
karyawan dalam mengidentifikasi dan melibatkan diri dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan dan nilai-nilai yang telah ditetapkan organisasi.
Dari penjelasan diatas dapar disimpulkan bahwa
komitmen pada organisasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan dimana
seluruh pelaku yang berkaitan dengan organisasi mengekspresikan perhatiannya
pada kepentingan organisasi. Individu yang yang mempunyai perasaan positif
terhadap organisasi memperlihatkan adanya keinginan untuk tetap mempertahankan
keanggotaannya dalam organisasi serta memiliki kepercayaan dan penerimaan yang
kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan organisasi, serta kesediaan untuk
bekerja semaksimal mungkin bagi organisasi.
Komponen komitmen
Allen and Meyer (1990:65) membagi aspek-aspek komitmen
kedalam tiga bentuk yaitu :
1.
Affective commitment
Affective commitment
berkaitan dengan perasaan emosional karyawan, pengenalan karyawan dan
keterlibatannya dalam organisasi yang dipengaruhi dan berkembang apabila
keterlibatan dalam organisasi terbukti menjadi pengalaman yang memuaskan, yaitu
dapat memberikan kesempatan untuk melakukan pekerjaan dengan memuaskan.
2.
Continuance commitment
Continuance commitment merupakan
komitmen individu yang didasarkan pada pertimbangan tentang apa yang harus
dikorbankan bila akan meninggalkan organisasi. Aspek ini berkaitan dengan
keinginan seseorang untuk tetap bekerja pada perusahaan.
3.
Normative commitment
Normative commitment merupakan jaminan yang dirasakan untuk tetap
tinggal di organisasi. Komitmen normatif dipengaruhi dan berkembang sebagai
hasil dari internalisasi tekanan normatif untuk melakukan serangkaian tindakan
tertentu, dan penerimaan keuntungan yang menimbulakn perasaan akan kewajiban
yang harus dibalas. Komitmen normatif
berkaitan dengan keyakinan individu tentang tanggung jawab terhadap organisasi
karena merasa wajib untuk loyal terhadap organisasi.
Karyawan dengan komitmen afektif yang kuat akan bertahan dalam organisasi
karena mereka “menginginkan” (want to); karyawan dengan komitmen
kontinuan yang kuat akan bertahan dalam organisasi karena mereka “membutuhkan” (need
to); sedangkan karyawan dengan komitmen normatif yang lemah bertahan dalam
organisasi karena merekan merasa “seharusnya” (ough to) berbuat hal
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar