Kepuasan merupakan suatu dorongan keinginan individu
yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan (Swastha, 2002). Konsumen
akan setia atau loyal terhadap suatu merek bila konsumen mendapatkan kepuasan
dari merek tersebut. Untuk meningkatkan kepuasan konsumen, perusahaan tersebut
perlu mengatur strategi pemasaran agar konsumen tertarik terhadap produk-produk
yang ditawarkan. Apabila produk tersebut memberi kepuasan bagi konsumen, maka
konsumen akan tetap setia menggunakan merek tersebut dan berusaha untuk membatasi
pembelian produk lain. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Maylina (2003), dimana satisfaction mempunyai pengaruh yang signifikan
positif terhadap kesetiaan terhadap merek pada konsumen.
Konsumen akan loyal terhadap suatu merek bila ia
mendapatkan kepuasan dari merek tersebut. Karena itu jika konsumen mencoba
beberapa macam merek yang kemudian dievaluasi apakah merek tersebut telah
melampaui kriteria kepuasan mereka atau tidak. Bila setelah mencoba dan
kemudian responnya baik maka berarti konsumen tersebut puas sehingga ia akan
memutuskan membeli kembali merek tersebut secara konsisten sepanjang waktu. Ini
berarti telah tercipta kesetiaan konsumen terhadap merek.
Sementara itu,
kepuasan seorang pelanggan belum tentu menunjukkan loyalitas pelanggan tersebut
terhadap merek produk/jasa tertentu. Ada suatu kondisi di mana pelanggan
mengalami kepuasan yang tinggi, tapi dia sendiri tidak loyal terhadap produk
atau jasa yang dikonsumsinya. Hasan (2009:83) menggambarkan pola hubungan
antara kepuasan dengan loyalitas pelanggan tersebut dalam Tabel.
Tabel
Hubungan antara Kepuasan dan Loyalitas
Pelanggan
Kepuasan
Pelanggan
|
Loyalitas Pelanggan
Rendah
|
Loyalitas Pelanggan
Tinggi
|
Rendah
|
Failures :
Tidak puas dan tidak loyal
|
Forced Loyalty :
Tidak puas, namun terikat pada program promosi
loyalitas perusahaan
|
Tinggi
|
Defectors :
Puas tapi tidak loyal
|
Successes :
Puas, loyal, dan paling mungkin memberikan word-of-mouth
positif
|
Sumber: Hasan (2009)
Setiap pelaku
usaha sudah tentu menginginkan kondisi hubungan yang successes, dimana
tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggannya tinggi. Karena pada posisi ini,
perusahaan akan memperoleh banyak manfaat seperti disamping merangsang pelanggan
untuk bercerita hal-hal positif kepada pelanggan lain (word of mouth
communication), juga dapat mengurangi biaya pemasaran, menarik pelanggan
baru, merespon ancaman pesaing, serta memperoleh nilai kumulatif bisnis
berkelanjutan (Aaker, 1995, dalam Hasan, 2009: 79).
Untuk sampai
pada sasaran tersebut, maka setiap pelaku usaha harus selalu dapat memuaskan
pelanggannya melalui peningkatan kualitas layanannya, yang terukur melalui
dimensi-dimensi reliability (kehandalan), responsiveness (daya
tanggap), assurance (mampu memberikan jaminan), empathy (empati),
dan tangibles (bukti langsung secara fisik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar