Senin, 30 Maret 2015

MOTIVASI

Pengertian Motivasi
            Motivasi merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kerangka pengembangan sumber daya manusia yang dalam hal ini berkaitan erat dengan pemimpin dan yang dipimpin atau bawahan dengan prestasi kerja sebagai hasil dari interaksi antar pemimpin dengan yang dipimpin. Suatu organisasi atau perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dimana tujuan tersebut berupa tujuan jangka panjang, menengah dan tujuan jangka pendek. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki cara yang tepat agar dapat memotivasi karyawannya, dan lebih jauh diupayakan untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kemampuan karyawan dalam usahanya untuk mendapatkan prestasi kerja yang tinggi. Motivasi dipengaruhi oleh faktor yang ada pada diri seseorang dan faktor lain diluar dirinya. Perilaku dalam diri seseorang pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu dan seseorang tersebut berkeinginan bahwa melalui perusahaan dimana dia bekerja, kebutuhan dan harapannya dapat terpenuhi.
Motivasi itu sendiri adalah suatu konsep yang diutarakan sebagai kebutuhan (needs) dan rangsangan (incentive), dimana kebutuhan dan rangsangan tidak dapat dipisahkan karena dua hal tersebut saling berhubungan, dimana kebutuhan muncul karena ada rangsangan dan ransangan akan muncul setelah ada kebutuhan dan kebutuhan itu sendiri berhubungan dengan kekurangan yang dialami oleh seseorang pada waktu tertentu. Kekurangan bisa bersifat fisiologis yaitu kebutuhan akan makanan, atau yang bersifat psikologis yaitu kebutuhan akan penghargaan diri (self esteem): atau kebutuhan untuk bersosialisasi atau berinteraksi (Zainun, 1989).
Menurut Robbin (1996), motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual. Dengan kata lain, motivasi adalah akibat dari interaksi antara individu dengan situasi yang ada.

Hubungan Motivasi terhadap Kinerja
Bekerja merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk melaksanakan tugas yang menghasilkan suatu karya atau kinerja. Mar’at (1982) menjelaskan bahwa faktor pendukung penting yang menyebabkan manusia bekerja karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur kegiatan sosial yang menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan.
Hasil dari motivasi secara umum dinilai dengan perilaku yang ditunjukkan, jumlah usaha yang dikeluarkan, atau strategi pilihan yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan atau tugas. Usaha yang sesungguhnya adalah hasil motivasi yang berkaitan dengan perilaku langsung. Perilaku dipengaruhi oleh input dari individu, faktor konteks pekerjaan dan motivasi. Prestasi juga mencerminkan suatu standar ekstemal yang biasanya ditetapkan oleh organisasi dan dinilai oleh manajer.
Goal Theory (Suprihanto, 1987) menyatakan  bahwa produktivitas atau prestasi seseorang tergantung pada motivasi orang tersebut terhadap pekerjaan yang dilakukan. Semakin tinggi motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan tersebut semakin tinggi pula tingkat produktivitasnya, demikian pula sebaliknya semakin kecil motivasi seseorang melakukan suatu pekerjaan maka tingkat produktivitasnya semakin kecil.
Motivasi kerja yang tinggi ditandai oleh semangat atau kegiatan karyawan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Flippo (1981) menyebutkan beberapa tanda adanya semangat kerja yang baik dari para karyawan adalah motivasi kerja dari pada karyawan. Motivasi menyangkut perilaku manusia dimana motivasi kerja hanya dapat diwujudkan apabila faktor-faktor pendorongnya di pahami.
Motivasi dan produktivitas atau kinerja mempunyai hubungan yang sangat erat, keduanya sulit untuk ditentukan mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi. Amstrong (1994) menjelaskan bahwa meningkatkan motivasi dapat menghasilkan lebih banyak usaha yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja.
Sumber daya manusia yang mempunyai kemauan dan kesediaan untuk bekerja sangat diperlukan perusahaan. Benard (1962), mengemukakan: The individual is always the basic .strategic factor in organization, therefore he must be encouraged to cooperate and to contribute his effort to the organization “. Artinya adalah manusia adalah faktor strategis organisasi, karena dengan manusia yang bermotivasi tinggi dan produktif akan mampu mengembangkan organisasi tersebut.
            Polonius dalam Arep dan Tanjung (2003) menjelaskan, bagaimana cara membangkitkan motivasi melalui kemampuan diri sendiri (self management) yaitu. Metode ini ditempuh dengan memberikan penekanan pada :
1.      Manajemen fisik yaitu bagaimana secara fisik seseorang tetap segar dan sigap, serta lincah dalam bekerja.
2.      Manajemen intelektual yaitu bagaimana seseorang mengelola intelektualnya sehingga kemampuan intelektual tersebut tidak menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
3.      Manajemen rohani (kalbu) yaitu bagaimana seseorang mengelola tingkat kedekatannya dengan Tuhan dalam bekerja sehari-hari.
4.      Manajemen emosi, yaitu bagaiman seseorang mengendalikan emosinya pada waktu, tempat dan situasi yang tepat dan
5.      Manajemen konflik, yaitu bagaimana konflik yang terjadi tidak bennuara pada penurunan kinerja, tetapi malah meningkatkan kinerja.
Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi akan membuat orang senang mengerjakan, merasa dihargai atau diakui dan bekerja keras. Selanjutnya dijelaskan orang yang termotivasi diukur melalui bekerja sesuai standar, senang bekerja, merasa bahagia, bekerja keras, sedikit pengawasan dan semangat juang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar