Pengertian Motivasi
Motivasi
merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kerangka pengembangan sumber
daya manusia yang dalam hal ini berkaitan erat dengan pemimpin dan yang
dipimpin atau bawahan dengan prestasi kerja sebagai hasil dari interaksi antar
pemimpin dengan yang dipimpin. Suatu organisasi atau perusahaan didirikan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, dimana tujuan tersebut berupa
tujuan jangka panjang, menengah dan tujuan jangka pendek. Oleh karena itu
seorang pemimpin harus memiliki cara yang tepat agar dapat memotivasi
karyawannya, dan lebih jauh diupayakan untuk mencapai prestasi kerja yang
tinggi.
Motivasi merupakan salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas dan kemampuan karyawan dalam
usahanya untuk mendapatkan prestasi kerja yang tinggi. Motivasi dipengaruhi
oleh faktor yang ada pada diri seseorang dan faktor lain diluar dirinya.
Perilaku dalam diri seseorang pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk
memperoleh tujuan tertentu dan seseorang tersebut berkeinginan bahwa melalui
perusahaan dimana dia bekerja, kebutuhan dan harapannya dapat terpenuhi.
Motivasi itu sendiri adalah
suatu konsep yang diutarakan sebagai kebutuhan (needs) dan rangsangan (incentive),
dimana kebutuhan dan rangsangan tidak dapat dipisahkan karena dua hal tersebut
saling berhubungan, dimana kebutuhan muncul karena ada rangsangan dan ransangan
akan muncul setelah ada kebutuhan dan kebutuhan itu sendiri berhubungan dengan
kekurangan yang dialami oleh seseorang pada waktu tertentu. Kekurangan bisa
bersifat fisiologis yaitu kebutuhan akan makanan, atau yang bersifat psikologis
yaitu kebutuhan akan penghargaan diri (self esteem): atau kebutuhan
untuk bersosialisasi atau berinteraksi (Zainun, 1989).
Menurut Robbin (1996),
motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah
tujuan-tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk
memenuhi kebutuhan individual. Dengan kata lain, motivasi adalah akibat dari
interaksi antara individu dengan situasi yang ada.
Hubungan Motivasi terhadap
Kinerja
Bekerja merupakan serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh individu untuk melaksanakan tugas yang
menghasilkan suatu karya atau kinerja. Mar’at (1982) menjelaskan bahwa faktor
pendukung penting yang menyebabkan manusia bekerja karena adanya kebutuhan yang
harus dipenuhi. Aktivitas dalam bekerja mengandung unsur kegiatan sosial yang
menghasilkan sesuatu dan pada akhirnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan.
Hasil dari motivasi secara
umum dinilai dengan perilaku yang ditunjukkan, jumlah usaha yang dikeluarkan,
atau strategi pilihan yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan atau
tugas. Usaha yang sesungguhnya adalah hasil motivasi yang berkaitan dengan
perilaku langsung. Perilaku dipengaruhi oleh input dari individu, faktor
konteks pekerjaan dan motivasi. Prestasi juga mencerminkan suatu standar
ekstemal yang biasanya ditetapkan oleh organisasi dan dinilai oleh manajer.
Goal Theory (Suprihanto, 1987) menyatakan bahwa produktivitas atau prestasi seseorang
tergantung pada motivasi orang tersebut terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Semakin tinggi motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan tersebut semakin
tinggi pula tingkat produktivitasnya, demikian pula sebaliknya semakin kecil
motivasi seseorang melakukan suatu pekerjaan maka tingkat produktivitasnya
semakin kecil.
Motivasi
kerja yang tinggi ditandai oleh semangat atau kegiatan karyawan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Flippo (1981) menyebutkan beberapa tanda adanya
semangat kerja yang baik dari para karyawan adalah motivasi kerja dari pada
karyawan. Motivasi menyangkut
perilaku manusia dimana motivasi kerja hanya dapat diwujudkan apabila
faktor-faktor pendorongnya di pahami.
Motivasi dan produktivitas
atau kinerja mempunyai hubungan yang sangat erat, keduanya sulit untuk
ditentukan mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi.
Amstrong (1994) menjelaskan bahwa meningkatkan motivasi dapat menghasilkan
lebih banyak usaha yang diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja.
Sumber daya manusia yang mempunyai kemauan dan kesediaan
untuk bekerja sangat diperlukan perusahaan. Benard (1962), mengemukakan: “The individual is
always the basic .strategic factor in organization, therefore he must be
encouraged to cooperate and to contribute his effort to the organization “. Artinya
adalah manusia adalah faktor strategis organisasi, karena dengan
manusia yang bermotivasi tinggi dan produktif akan mampu mengembangkan
organisasi tersebut.
Polonius dalam Arep dan Tanjung
(2003) menjelaskan, bagaimana cara membangkitkan motivasi melalui kemampuan
diri sendiri (self management) yaitu. Metode ini ditempuh dengan memberikan
penekanan pada :
1. Manajemen
fisik yaitu bagaimana secara fisik seseorang tetap segar dan sigap, serta
lincah dalam bekerja.
2. Manajemen
intelektual yaitu bagaimana seseorang mengelola intelektualnya sehingga
kemampuan intelektual tersebut tidak menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.
3. Manajemen
rohani (kalbu) yaitu bagaimana seseorang mengelola tingkat kedekatannya dengan
Tuhan dalam bekerja sehari-hari.
4. Manajemen
emosi, yaitu bagaiman seseorang mengendalikan emosinya pada waktu, tempat dan
situasi yang tepat dan
5. Manajemen
konflik, yaitu bagaimana konflik yang terjadi tidak bennuara pada penurunan
kinerja, tetapi malah meningkatkan kinerja.
Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga
produktivitas kerja meningkat. Sesuatu yang dikerjakan karena ada motivasi akan
membuat orang senang mengerjakan, merasa dihargai atau diakui dan bekerja
keras. Selanjutnya dijelaskan orang yang termotivasi diukur melalui bekerja
sesuai standar, senang bekerja, merasa bahagia, bekerja keras, sedikit
pengawasan dan semangat juang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar