John
Stuart Mill, seorang ahli filsafat dan ahli ekonomi berkebangsaan Inggris dapat
menerima pendapat Malthus mengenai laju pertumbuhan penduduk melampaui laju pertumbuhan
bahan makanan sebagai suatu aksioma. Namun demikian ia berpendapat bahwa pada
situasi tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku demografinya. Selanjutnya
ia mengatakan apabila produktifitas seseorang tinggi ia cenderung ingin mempunyai
keluarga yang kecil. Dalam situasi seperti ini fertilitas akan rendah. Tidaklah
benar bahwa kemiskinan tidak dapat dihidarkan atau kemiskinan itu disebabkan
karena sistem kapitalis. Kalau pada suatu waktu di suatu wilayah terjadi kekurangan
bahan makanan, maka keadaan ini hanya bersifat sementara saja. Pemecahannya ada
dua kemungkinan yaitu: mengimport bahan makanan, atau memindahkan sebagaian
penduduk wilayah tersebut ke wilayah lain.
Memperhatikan
bahwa tinggi rendahnya tingkat kelahiran ditentukan oleh manusia itu sendiri,
maka Mill menyarankan untuk meningkatkan tingkat golongan yang tidak mampu.
Dengan meningkatnya pendidikan penduduk maka secara rasional mereka
mempertimbangkan perlu tidaknya menambah jumlah anak sesuai dengan karir dan
usaha yang ada. Di samping itu Mill berpendapat bahwa umumnya perempuan tidak
menghendaki anak yang banyak, dan apabila kehendak mereka diperhatikan maka
tingkat kelahiran akan rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar